Pekanbaru

Wako Pekanbaru Agung Nugroho Semangati Posyandu Data Anak Putus Sekolah, Sudah Tercatat 500 Anak

Daerah Sabtu, 02 Agustus 2025 - 09:51 WIB  |    Reporter : Maisha NZ   Redaktur : Fithriady Syam  
Wako Pekanbaru Agung Nugroho Semangati Posyandu Data Anak Putus Sekolah, Sudah Tercatat 500 Anak

Pemko Pekanbaru menggelar sayembara bagi seluruh kader Posyandu untuk mendata anak putus sekolah di lingkungannya. Kader yang berhasil mengumpulkan data terbanyak akan mendapat apresiasi berupa studi banding ke Provinsi Sumatera Barat. (Dok Diskominfotik PKU)

PEKANBARU (RD) – Ini baru gerakan konkret. Walikota Pekanbaru, Agung Nugroho, mengungkapkan bahwa pendataan anak putus sekolah di kota Pekanbaru telah mencapai sekitar 500 anak. 

Proses pendataan masih berlangsung hingga 15 Agustus 2025 sebagai bagian dari program zero putus sekolah yang digagasnya, yang ditargetkan menjadi solusi agar tidak ada lagi anak di Pekanbaru yang terhenti pendidikannya.

"Sejauh ini sudah 500 anak terdata, akan terus kita buru agar persoalan pendidikan di Pekanbaru tuntas," kata Agung kepada media, Sabtu (2/8/2025).

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru menyemangati dengan menggelar sayembara bagi seluruh kader Posyandu untuk mendata anak putus sekolah di lingkungannya. Kader yang berhasil mengumpulkan data terbanyak akan mendapat apresiasi berupa studi banding ke Provinsi Sumatera Barat.

Agung menyebutkan, keterlibatan Posyandu dalam pendataan ini dinilai sangat efektif karena para kader mengetahui kondisi riil warganya.

 “Pendekatan ini bukan hanya menyelesaikan persoalan putus sekolah, tapi juga membangun kesadaran masyarakat bahwa pendidikan adalah kunci masa depan anak-anak,” ujar Agung.

Diketahui, Walikota bertekad untuk menjadikan Pekanbaru sebagai wilayah yang bisa mengurangi anak putus sekolah. Bahkan, dia berharap beberapa tahun ke depan, tidak boleh ada lagi anak-anak di Kota Pekanbaru yang putus sekolah. Pemko sudah menyiapkan anggaran untuk menanggulangi, jika anak-anak tersebut putus sekolah akibat kendala biaya. (Maisha/SP)

Laporan : Maisha NZ
Redaktur : Fithriady Syam





Berita Lainnya