Nurul Wijaksono
Memaknai Kesetaraan Bagi Penyandang Disabilitas

Ilustrasi dari Freepik
Manusia sejatinya merupakan ciptaan yang sempurna dan Tuhan menciptakannya dalam sebaik – baiknya bentuk, termasuk saudara kita penyandang disabilitas. Mereka juga ciptaan Tuhan yang sempurna, secara fisik mungkin ada perbedaan akan tetapi mereka memiliki keistimewaan dan kelebihannya tersendiri yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Kesetaraan Hak Disabilitas
Penyandang disabilitas memiliki hak dan kesempatan yang sama layaknya orang-orang pada umumnya, baik itu akses pendidikan, ibadah, fasilitas umum dan lainnya. Mereka berhak mendapatkan Pendidikan, baik itu pendidikan formal maupun nonformal, karena melalui pilar ini mereka dapat memperbaharui ilmu pengetahuan dan skill, meluaskan wawasan, membangun mindset yang baik serta pola pikir yang benar. Tentunya hal ini perlu dipikirkan bersama untuk bisa memberikan kesempatan bagi teman-teman disabilitas agar dapat merasakan pendidikan yang layak sehingga mereka dapat meningkatkan kualitas diri, tentu saja pendidikan yang mereka dapatkan perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan masing – masing individu.
Dewasa ini sudah mulai muncul di ruang publik dari beberapa teman-teman disabilitas, sebut saja Putri Ariani, siapa yang tidak kenal penyanyi satu ini, suaranya yang luar biasa merdunya indah membuat orang yang mendengarnya tertegun takjub. Tidak hanya di kancah nasional Putri Ariani juga tampil di kancah internasional.
Ada juga mahasiswa berprestasi di salah satu kampus Yogyakarta dengan penyandang disabilitas netra mendapatkan beasiswa LPDP, namanya Arif Prasetyo. Selain menjadi penerima beasiswa, Arif juga aktif sebagai musisi, sutradara film dan content creator. Selain itu, dia juga sebagai pendiri dari Braille School Yogyakarta.
Perlunya Ruang Berekspresi untuk Disabilitas
Hal ini menunjukkan bahwa penyadang disabilitas memilki kemampuan yang tidak kalah dari individu lain, mereka hanya perlu diberikan ruang untuk berkekspresi, diberikan ruang untuk berpendapat, dan diberikan tempat untuk berkarya. Sehingga potensi dan kemampuan yang mereka miliki bisa diasah serta dikembangkan dengan optimal. Tetapi disebagian orang ada yang masih memandang sebelah mata terhadap penyandang disabilitas, menganggap mereka sebagai individu yang lemah dan perlu dikasihani.
Padahal ketidakberdayaan yang dialami seringkali disebabkan oleh lingkungan social yang membatasi dan tidak memberikan kesempatan serta akses mereka untuk berkembang. Mereka membutuhkan perlakuan yang setara dan tempat untuk mengembangkan diri, hal ini yang sering diabaikan, yang mereka perlukan sejatinya adalah pemberdayaan bukan dikasihani.
Masih ditemukan pula di beberapa tempat umum, tempat ibadah, gedung dakwah dan lokasi lain yang kurang accessable untuk penyandang disabilitas, bahkan tidak sedikit kita temukan fasilitas yang diperuntukan untuk mereka tidak terlalu mendapatkan perhatian lebih. Sebagai contoh, apakah guiding block yang sudah ada benar – benar disediakan untuk penyandang disabilitas? Apakah pemanfaatan sudah sesuai? Lantas, kenapa penyediaan fasilitas tersebut terkesan formalitas saja dalam pengadaannya.
Fasilitas Guiding Block hanya Formalitas
Tidak sedikit guiding block yang dibuat tidak sempurna, arahnya tidak jelas dan bahkan terputus di tengah jalan. Hal ini perlu mendapat perhatian bersama, kadang terdapat juga guiding block yang tertutup oleh parkir, kendaraan, pedagang dan lainnya sehingga hal tersebut mengganggu serta menghalangi askses bagi penyadang disabilitas netra.
Ada beberapa teman penulis menyampaikan bahwa mereka sebagai penyadang disabilitas merasa jarang mendapatkan perhatian karena minoritas, padahal mereka ingin disetarakan dengan yang lainnya, tidak dibeda-bedakan. Lahir dari rahim yang sama, beridiri di tanah air yang sama, menghirup udara yang sama pula, tapi kadang mendapatkan perlakuan yang berbeda.
Manusia Makhluk Berkelompok
Manusia sejatinya merupakan makhluk social atau zoon politicon, mengambil istilah dari Aristoteles bahwa manusia secara alami cenderung hidup berkelompok dan berinteraksi antara satu dengan yang lain dalam bermasyarakat. Mereka tidak dapat hidup terisolasi dan membutuhkan interaksi social untuk memenuhi kebutuhan serta dalam mencapai tujuan hidupnya.
Nah, dari sini kita tahu bahwa setiap individu membutuhkan individu lainnya dalam segala aspek tanpa terkecuali dengan teman-teman disabilitas, kita juga perlu belajar dengan mereka bagaimana cara komunikasi yang baik kepada teman-teman tuna rungu, dan lain sebagainya.
Kesetaraan dalam Islam
Teman – teman penyandang disabilitas sejatinya perlu dukungan dari kita semua, agar mereka dapat berkembang dan upgrade kemampuan. Dalam menghormati dan memberdayakan penyandang disabilitas perlu dimulai dari pola pikir yang memandang mereka setara, dengan hak dan kesempatan yang sama. Sehingga terbangun masyarakat yang saling menghormati dan mendukung antara satu sama lain.
Islam mengajarakan kesetaraan antar individu satu dengan yang lainnya, tidak memandang manusia dari fisik, ras, suku, warna kulit etnis dal lainnya, akan tetapi yang dinilai dihadapan Tuhan adalah keimananya dan kebaikan yang dilakukan. Al – Qur’an sebagai rujukan utama umat Islam memandang difabiltas secara netral, Al-Qur’an tidak memandang disabilitas sebagai hukuman dari Tuhan, bukan pula sebagai berkah ataupun mukjizat dan tidak pula menunjukkan kelemahan iman seseorang.
Penulis: Nurul Wijaksono (Anggota BPK PDPM Kota Yogyakarta dan Pegiat Sosial)
Sumber: https://opini.mediamu.com/memaknai-kesetaraan-bagi-penyandang-disabilitas